Indonesia sebagai negara kepulauan memiliki tantangan berat dalam konektivitas antar wilayah. Rendahnya konketivitas berdampak pada rendahnya efisiensi kinerja logistik Indonesia.
Berdasarkan data Logistics Performance Index (LPI) yang dirilis oleh Bank Dunia sebagai indikator kinerja logistik antarnegara di dunia menempatkan Indonesia pada peringkat 46 dari 160 negara di tahun 2018. Posisi Indonesia masih jauh di bawah Singapura yang berada di peringkat 7 dan Thailand di peringkat 41.
Karena itu Anggota Komisi VI DPR RI, Amin Ak mendorong PT Waskita Toll Road berperan besar dalam meningkatkan konektivitas antar wilayah di Indonesia.
Keberhasilan Waskita dalam membangun sejumlah ruas tol baru, terutama di luar Jawa bisa meningkatkan efisiensi biaya logistik, sehingga pada akhirnya akan meningkatkan daya saing daerah.
Hal itu disampaikan Amin Ak saat menyampaikan sosialisasi BUMN Sektor Konstruksi bertemakan “Membangun Indonesia Berkelanjutan yang Aman dan Ramah Lingkungan” di Jember, Jawa Timur, Jumat (24/3).
Pembangunan tol Sumatera, yang salah satunya dikerjakan oleh Waskita Toll Road, diharapkan bisa menurunkan biaya logistik, bai kantar wilayah di Sumatera, maupun Sumatera dengan daerah lain terutama Jawa.
Kesenjangan daya saing antar daerah, pada akhirnya mempengaruhi daya saing secara nasional.
“Biaya logistik Indonesia masih menjadi salah satu yang termahal di Asia Tenggara. Saat ini biaya logistic Indonesia masih diatas 22% dari produk domestik bruto (PDB). BAndingkan dengan Malaysia yang hanya mencapai 13% dari PDB,” beber Amin.
Lebih lanjut Wakil Rakyat dari Dapil Jatim IV itu mengatakan, upaya mendorong pertumbuhan ekonomi dengan mengedepankan kelancaran arus distribusi logistik melalui konektivitas sarana infrastruktur harus terus dilakukan. WTR sebagai anak usaha PT Waskita Karya (Persero) Tbk yang telah bergerak di bidang investasi jalan tol selama hampir 10 tahun, diharapkan mampu mencapai visi menjadi perusahaan terkemuka di bidang investasi jalan melalui strategi pengelolaan portofolio dan pengembangan bisnis yang tepat.
Sampai akhir tahun 2022, kata dia, WTR memiliki 10 ruas tol dengan total panjang hingga 561 kilometer yang tersebar di Pulau Jawa dan Sumatra.
Namun Amin mengingatkan agar Waskita tidak hanyamampu memabngun tol, namun juga harus mampu mengelolanya, sehingga tidak perlu dijual ke pihak asing.
Sebagai informasi, kata dia, saat ini WTR menjadi pemilik saham mayoritas atas enam ruas tol, yakni Jalan Tol Pemalang-Batang (39,20 km), Jalan Tol Pasuruan-Probolinggo (43,75 km), Jalan Tol Ciawi-Sukabumi (54 km), Jalan Tol Bekasi-Cawang-Kampung Melayu (16,78 km), Jalan Tol Krian-Legundi-Bunder-Manyar (38,29 km), dan Jalan Tol Kayuagung-Palembang-Betung (111,69 km).
Selain itu, WTR juga memiliki saham minoritas di empat ruas tol, yaitu Jalan Tol Cimanggis-Cibitung (26,18 km), Jalan Tol Depok-Antasari (27,95 km), Jalan Tol Cileunyi-Sumedang-Dawuan (60,10 km), dan Jalan Tol Kuala Tanjung-Tebing Tinggi-Parapat (143,25 km).
“Keberhasilan WTR mendorong pertumbuhan arus distribusi logistik maupun masyarakat yang berdampak positif pada pertumbuhan ekonomi di wilayah di mana ruas-ruas tol tersebut berada,” pungkasnya.