Sumenep – Aksi demo yang dilakukan oleh Aliansi Amanat Rakyat (AAR) di Mapolres Sumenep menuntut pengusutan jaringan mafia pupuk bersubsidi, berlangsung ricuh. Massa aksi dan petugas kepolisian terlibat aksi saling dorong, hingga hantam.
Sejumlah massa aksi bahkan mengalami cedera dan luka ringan, yang diduga akibat serangan dari pihak kepolisian.
Kericuhan tersebut berawal dari massa aksi yang merasa kurang puas dengan pernyataan dari Kasatreskrim, karena dinilai melonggarkan hukuman bagi pelaku penyelundupan pupuk bersubsidi.
Demonstran kemudian meminta pihak kepolisian, untuk mengizinkan mereka masuk ke Mapolres setempat, guna memastikan keberadaan Kapolres Sumenep dan mendapatkan kepastian mengenai kelanjutan kasus mafia pupuk bersubsidi di Sumenep.
Karena tidak diberikan izin, massa aksi kemudian mengambil beberapa langkah maju, yang disambut perlawanan dari pihak kepolisian.
“Tidak usah dorong-dorong dong pak. Teman saya luka itu,” ungkap salah seorang massa aksi.
Berdasarkan pantauan suaraindonesia.co.id di lapangan, ada sebanyak 5 orang dari massa aksi yang menjadi korban dari peristiwa bentrok kali ini.
Satu orang bahkan terlihat muntah-muntah, satu orang lainnya mengalami gangguan pendengaran.
“Ini sampai tidak bisa mendengar,” ucap salah satu massa aksi, yang sedang menangani korban.
Sementara dari pihak kepolisian, juga menyebut adanya korban yang mengalami luka dari kejadian tersebut.
“Ini polisinya juga ada yang luka,” terang salah satu petugas kepolisian uang ada di lokasi kejadian.