Jember – Partai Gerakan Indonesia Raya (Gerindra) Jember, menempati posisi teratas dalam hasil survei yang dilakukan Accurate Research and Consulting Indonesia (ARCI).
Hal itu diungkapkan langsung oleh Direktur ARCI, Baihaki Siraj saat menggelar press release di Cafe Excelso Perum Argopuro, Kecamatan Kaliwates, Jember, Jumat 7 April 2023 malam.
“Survei kami lakukan sejak tanggal 7 Maret hingga 25 Maret 2023,” kata Baihaki.
Menurutnya, responden diberi pertanyaan soal partai yang akan dipilih ketika Pemilu di Jember digelar hari ini.
Posisi teratas mendapat suara 15,01 persen yakni Partai Gerindra. Kemudian disusul Nasdem 12,08 persen, PDIP 11,34 persen, dan PKB sebanyak 11,1 persen.
Selanjutnya Golkar dengan perolehan 9,89 persen, Demokrat 9,4 persen, PPP 8,93 persen, Perindo 7,2 persen, PAN 4,63 persen, PKS 4,51 persen, Hanura 0,85 persen, Gelora dan PKN 0,61 persen, Garuda dan Partai Ummat 0 persen, dan PSI 0,24 persen.
Sementara responden yang menjawab tidak tahu atau tidak menjawab sebanyak 3,02 persen.
Ada yang menarik dari hasil survei ini. Di mana Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Jember menempati posisi keempat di bawah PDIP, dengan selisih tipis. Padahal, Jember selama ini dikenal sebagai basis NU.
Baihaki menyebut, fenomena ini terjadi akibat terjadinya ketidaksinkronan antara NU dan PKB di level pusat. Hal ini ternyata cukup berpengaruh ke daerah-daerah termasuk Jember.
“Dulu kan seolah-olah PKB identik dengan NU, dan NU identik dengan PKB. Tapi karena ketidaksinkronan di pusat, akhirnya berpengaruh juga di Jawa Timur. Termasuk Jember,” jelas Baihaki.
Dia menjelaskan, pola penarikan sampel survei populasi distrata berdasarkan hirarki administrasi kependudukan.
“Strata teratas adalah kecamatan dan dipilih secara keseluruhan 31 kecamatan. Strata di bawahnya ada 248 desa kelurahan sebagai Primary Unit Sampling dipilih secara acak dan profesional,” jelasnya.
Sementara metodelogi penarikan sampel menggunakan metode Multistage random sampling 831 responden. “Toleransi kesalahan atau marging of eror kurang lebih 3,5 persen dengan tingkat kepercayaan 95 persen,” jelas Baihaki.
Dia menambahkan, responden terpilih diwawancara lewat tatap muka oleh surveyer terlatih. “Quality control terhadap hasil wawancara dilakukan secara random. Sebesar 20 persen sampel didatangi kembali oleh supervisor (Spot Chek) dalam Quality kontrol dan tidak ditemukan kesalahan berarti,” pungkas Baihaki.
