JAKARTA – Rencana pemerintah untuk melakukan impor beras sepertinya tidak akan terbendung, padahal di dalam negeri stok masih banyak dan memenuhi kebutuhan nasional.
Hal ini disampaikan langsung oleh Presiden Joko Widodo saat melakukan kunjungan melihat stok pasokan makanan di Jawa Timur dan Jawa Tengah beberapa waktu lalu.
“Pemerintah akan tetap melakukan impor beras sebagai langkah antisipasi menghadapi El Nino,” tulis Joko Widodo, Presiden RI dalam akun instagramnya @jokowi tersebut.
Dalam kesempatan itu, Jokowi juga menyebutkan jika impor beras ini memang perlu dilakukan oleh pemerintah, tetapi tidak akan mengganggu pasar yang ada saat ini.
“Beras impor itu untuk berjaga-jaga, sebagai cadangan strategis untuk beras pemerintah,” tegasnya karena memang itu perlu dilakukan untuk menjamin kebutuhan rakyat terpenuhi.
Jokowi pun memastikan ketersediaan beras di sejumlah daerah di Tanah Air masih terkendali dan tidak akan menggganggu stabilitas pangan nasional.
“Karena panen raya masih berlangsung di Tanah Air, dari Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, hingga Sulawesi Selatan,” tegasnya.
Selain itu, demi membantu masyarakat memenuhi kebutuhan pokok sehari-hari dan mengendalikan harga beras di pasaran, pemerintah akan menyalurkan bantuan beras ke masyarakat yang berhak selama tiga bulan ke depan.
“Setiap keluarga penerima manfaat akan mendapatkan bantuan 10 kg beras setiap bulan,” jelas Jokowi.
Dalam hitungan pemerintah, secara nasional untuk jumlah penerima bantuan pangan ini sebanyak 21,3 juta keluarga.
“Untuk keperluan tersebut, hari ini saya meluncurkan kegiatan penyaluran cadangan beras pemerintah untuk bantuan pangan tahun 2023 di Perum Bulog Pusat Distribusi Ngabeyan, Kabupaten Sukoharjo, Jawa Tengah,” terang Jokowi.
Tentu saja keputusan pemerintah melakukan impor beras disayangkan oleh netizen. “Kenapa impor pak kalau yang lokal sudah bisa memenuhi cadangan kebutuhan nasional,” ucap netizen.
Selain itu, banyak juga yang menganggap jika membuat harga beras murah tidak tepat sasaran jika hendak mensejahterakan petani.
“Lebih baik murahkan pupuknya pak, jangan berasnya aja dong,” tulis yang lainnya.*
