Aceh — Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Aceh meresmikan dua gampong (desa, red) moderasi beragama di Kabupaten Aceh Barat. Keduanya adalah Gampong Kuta Padang dan Gampong Ujong Kalak, Kecamatan Johan Pahlawan.
Peresmian dua desa tersebut dilakukan Kakanwil Kemenag Aceh Azhari di Balai Desa Kuta Padang, Rabu (22/6/2023). Azhari mengatakan, dua desa ini dinilai telah mampu menerapkan nilai-nilai moderasi beragama di tengah keberagaman masyarakat.
Menurutnya, masyarakat di dua desa tersebut sangat beragam, baik keberagaman agama, etnis maupun adat dan budaya. “Kampung moderasi beragama adalah model kampung yang mengutamakan kolaborasi lintas unsur, lembaga, dan lapisan masyarakat. Tujuannya untuk memperkuat kehidupan masyarakat yang harmonis dalam keragaman, toleran, memperkokoh sikap beragama yang moderat berbasis desa atau kampung,” ujarnya.
Dia menjelaskan, moderasi beragama berarti mengambil jalan tengah atau dalam Islam dikenal dengan wasathiyah. Menurutnya, moderasi beragama adalah memoderatkan sudut pandang dalam beragama.
“Moderasi beragama bukan berarti memoderatkan agama, karena agama sudah cukup moderat. Tetapi moderasi beragama bertujuan untuk memoderatkan pemikiran masyarakat dalam menjalankan kehidupan beragama yang saling menghargai perbedaan. Moderasi beragama hanya sebatas saling menghargai perbedaan, namun tidak mencampur adukkan akidah dan ibadah dengan agama lain,” ujarnya.
Ia berharap, model kampung moderasi beragama ini dapat memperkuat kehidupan masyarakat yang harmonis dalam keragaman, toleran, memperkokoh sikap beragama yang moderat berbasis desa atau kampung. “Mari bergandeng tangan, kolaborasi lintas unsur, lembaga, dan lapisan masyarakat untuk mewujudkan kerukunan, ketentraman dan keharmonisan dalam hidup bermasyarakat,” kata Azhari.
Tinjau Pembangunan KUA di Singkil
Usai peresmian gampong moderasi, Azhari bertolak ke Kabupaten Aceh Singkil. Di Kabupaten berjuluk Tanah Batuah itu, Azhari ikut meninjau pembangunan KUA Kuala Baru yang bersumber dari dana Surat Berharga Syariah Negara (SBSN) 2023. Bersama Kakankemenag Aceh Singkil Saifuddin, SE dan ASN setempat menggunakan rakit (getek) untuk menuju ke lokasi.
Selain itu, di ujung barat Aceh ini, Azhari juga melalukan pembinaan ASN Kankemenag setempat. Dia menekankan, agar ASN selalu bekerja dengan profesional dan seuai dengan aturan yang berlaku.
“Untuk menjalankan organisasi yang hebat dibutuhkan tenaga-tenaga profesional dalam bidangnya. Minimal mengerti dengan apa yang dikerjakan dan melaksanakan pekerjaan sesuai aturan,” ungkap Azhari.