LUMAJANG – Hujan deras selama sepekan terakhir, ternyata bukan hanya membuat tebing di jalan raya Lumajang-Malang setinggi 50 meter longsor.
Namun, hujan intensitas tinggi ini juga mengakibatkan banjir lahar dingin dahsyat di aliran sungai Gunung Semeru terjadi selama seharian di hari jumat (7/7/2023).
Akibat aliran lahar dingin Gunung Semeru ini ternyata cukup parah karena membuat jembatan akses Lumajang-Malang amblas alias putus karena terjangannya.
Jembatan yang putus ini terjadi tepatnya di Desa Sidorenggo, Kecamatan Ampelgading, Kabupaten Malang. Jembatan ini merupakan penghubung dengan wilayah Pronojiwo, Kabupaten Lumajang.
Dari video yang beredar di media sosial, terlihat jika posisi Jembatan persis di sebelah gapura perbatasan Malang-Lumajang dan terlihat lubang besar bekas jembatan yang amblas.
“Live report izin mengabarkan jembatan perbatasan Malang-Lumajang saat ini diterjang banjir dan selesai (putus),” kata pria yang ada dalam video tersebut.
Tentu saja, putusnya jembatan ini menjadi kabar sedih lagi bagi masyarakat Lumajang-Malang serta pengendara yang biasanya melewati jalan alternatif ini.
Warga akan menunggu lama lagi untuk bisa menyebrang ke Malang atau sebaliknya yang ke Lumajang dengan normal lagi seperti biasanya.
Pasalnya, akses jalan Lumajang-Malang baru saja normal dalam beberapa bulan terakhir setelah diresmikannnya Jembatan Curah Koboan alias Gladak Perak di Piket Nol Kecamatan Candipuro, Lumajang.
Dimana jembatan baru yang dibangun oleh Kementrian PUPR ini diresmikan setelah sebelumnya jembatan yang lama juga amblas alias putus pada 4 Desember 2020 lalu.
Jembatan Gladak Perak lama ini sendiri putus saat bencana dahsyat pada tanggal tersebut karena terjangan Awan Panas Guguran (APG) Gunung Semeru.
Bahkan, pada bencana APG Gunung Semeru itu juga memakan puluhan korban jiwa yang terkena lahar panas dan menjadikannya bencana nasional.*