Jember – Operasi Patuh Semeru 2023 yang dimulai sejak tanggal 10 – 23 Juli 2023 sudah berakhir. Dalam operasi penegakan hukum bagi pelanggar lalulintas ini, Polres Jember menindak pelanggaran sebanyak 100.364 kasus.
Menurut Kasat Lantas Polres Jember AKP Arum Inambala, dari 100.364 itu rinciannya adalah Electronic Traffic Law Enforcement (ETLE) Mobile sebanyak 2977 penindakan, manual 602 penindakan, dan 96.785 teguran.
“Untuk ETLE Mobile itu kita pakai mobil INCAR, di mana mobil ini merekam dan mendata Nopol kendaraan yang melakukan pelanggaran,” kata Arum, saat dihubungi melalui Hpnya, Senin 24 Juli 2023.
Dari ETLE Mobile tersebut, pelanggaran terbanyak adalah pengendara sepeda motor yang tidak memakai helm. “Yang tertinggi pelanggaran tidak pakai helm, yang kedua melanggar rambu lalulintas. Misalnya menerobos lampu merah,” katanya.
Sementara untuk penindakan manual sebanyak 602 pelanggar, tertinggi adalah kendaraan yang tidak sesuai spesifikasi. “Sebenarnya pelanggar ini juga banyak gak pakai helm. Tapi untuk penindakan manual ini banyak kendaraan tak sesuai spesifikasi. Misalnya pakai ban kecil dan knalpot brong,” kata Arum.
Selain ditilang, pengendara yang menggunakan motor tidak sesuai spesifikasi ini diwajibkan mengganti onderdil sesuai standar. “Jadi yang pakai ban kecil atau knalpot brong, ini kendaraan kita tahan dulu. Kita bisa keluarkan setelah semua dikembalikan standar oleh pemiliknya,” katanya.
Mantan Kasat Lantas Polres Tuban ini mengatakan, untuk teguran selama Operasi Patuh Semeru 2023 sangat tinggi. Yakni sebanyak 96.785. “Angka teguran ini tinggi dikarenakan kita lebih banyak kepada pembinaan. Dan biasanya tindakan teguran itu dilakukan kepada pengendara yang main Hp, atau pengendara yang gak pakai helm di jalan-jalan kecil,” kata Arum.
Selain itu, tingginya penindakan teguran tersebut karena polsek juga dilibatkan. “Jadi Polsek-polsek selama Operasi Patuh dilibatkan. Makanya, penindakan teguran tinggi,” katanya.
Arum bersyukur, karena selama Operasi Patuh tersebut berlangsung, angka kecelakaan di Jember turun drastis. Bahkan, tidak ada satu pun korban jiwa. “Alhamdulilah, dibanding Operasi Patuh tahun lalu, angka kecelakaan turun drastis. Tahun 2022 itu ada 29 kejadian. Sementara Operasi Patuh 2023 itu ada 12 kejadian. Turun 59 persen,” kata Arum.
Meski Operasi Patuh ini sudah berakhir, Arum mengimbau kepada masyarakat untuk selalu tertib berlalulintas. “Jadikan tertib berlalulintas ini sebagai budaya, sebagai hal yang wajib demi keselamatan kita sendiri dan orang lain. Jangan hanya tertib karena takut atau ada petugas,” imbau Arum.
Dia pun menegaskan bahwa pihaknya akan terus melakukan penertiban serta penindakan kepada pengendara yang melakukan pelanggaran. “Kita juga akan terus melakukan sosialisasi tertib berlalulintas, agar pelanggaran di Jember ini bisa terus ditekan,” pungkasnya.