Bondowoso – Enam perangkat di Desa Tanggulangin, Kecamatan Tegalampel, Kabupaten Bondowoso, mengaku diberhentikan secara sepihak oleh kepala desa.
Diduga pemberhentian tersebut akibat politik pada Pilkades serentak di tahun 2021. Hal ini dibuktikan dengan pesan grup WhatsApp yang secara terang-terangan Kepala Desa Tanggulangin, Zaenolla Efendi, mengusir enam perangkat desa.
Perangkat yang diberhentikan diantaranya Kasi Pemerintahan, Kasi Tata Usaha dan Umum, Kasun Gumuk, Kasun Gudang, Kasun Krajan II, dan Kasun Koaren.
Salah seorang perangkat desa, Muramin setelah mengirim pesan singkat pada Tanggal 5 Januari 2022. Dia dan lima perangkat desa lainnya dilarang masuk ruang kerja.
Bahkan pihak desa memberi pagar dan mengunci ruang kerja mereka. “Kata yang jaga sama kepala desa digembok,” kata dia.
Keenam perangkat tersebut tetap masuk kerja dan hanya duduk di luar ruangan.
“Kalau ada pelayanan kita arahkan warga. Kalau tidak, kita di warung depan kantor desa,” jelas dia.
Selain masuk kerja, mereka mengaku juga mengisi absen kehadiran. “Buktinya honor Tunjangan Penghasilan Aparatur Pemerintah Desa kami tetap cair,” jelas dia.
Kemudian lanjut dia, tanggal 14 Juni 2023, Kasun Koaren M Lutfi Anas diberikan surat peringatan satu (SP 1).
Bahkan pada Tanggal 3 Juli 2023 menyusul lima perangkat desa lainnya juga mendapat SP 1. Mereka dituduh tidak masuk.
Hingga akhirnya pada Tanggal 24 Juli keenam perangkat desa tersebut mendapatkan SK pemberhentian sementara. SK itu juga berdasarkan rekomendasi Camat.
Mereka disebut telah melanggar Perda dan dianggap tidak masuk dalam tenggat waktu tertentu secara berturut-turut.
“Padahal kondisi dan posisi kami berenam sedang tidak dalam keadaan berumur 60 tahun, tidak berhalangan tetap, masih memenuhi syarat dan kami juga tidak melanggar larangan sebagai perangkat desa,” tegas dia.
Sementara kepala Desa Tanggulangin, Zaenolla Erfandi saat hendak dikonfirmasi melalui WA dan telepon seluler, tidak bisa dihubungi.
