JAKARTA — Direktorat Pemberdayaan Zakat dan Wakaf (Ditzawa) Kementerian Agama menjalin sinergi dengan Lembaga Amil Zakat Bangun Sejahtera Indonesia (LAZ BSI) dalam penguatan keluarga maslahat, optimalisasi dana zakat, dan penguatan ekonomi umat.
Rumusan kerja sama ini dibahas bersama dalam pertemuan antara Direktur Pemberdayaan Zakat dan Wakaf Waryono Abdul Gafur dengan tim LAZ BSI di kantor pusat Kemenag, Jl. MH Thamrin No.6 Jakarta Pusat, Kamis (31/8/2023).
Hadir, Direktur Marcomm dan Network LAZ BSI Risyad Iskandar, Marketing Communication Manager Jumadi Kurniawan, dan Unit Representative Office (URO) Ficilia.
“Kita akan membangun konsep bersama untuk penguatan ekonomi umat,” ucap Waryono.
“Kemitraan ini merupakan langkah konkret untuk mengoptimalkan potensi zakat dan wakaf dalam mendukung berbagai program pembangunan sosial dan ekonomi di Tanah Air,” sambungnya.
Ke depan, kata Waryono, program Ditzawa akan disinergikan dengan LAZ BSI. Ada beberapa program besar Kemenag yang relevan. Misalnya, Keluarga Maslahat. Program ini berangkat dari kesadaran bahwa membangun peradaban harus dimulai dari keluarga. Membangun keluarga merupakan cikal bakal peradaban yang bermanfaat bagi keluarga itu sendiri dan sekitarnya.
“Program ini diharapkan berdampak pada masyarakat, misalnya kebermanfaatannya untuk keluarga. Jika generasi tidak baik, ekonomi tidak tumbuh,” ujar Waryono.
Kemenag juga mengembangkan program Kampung Zakat dan KUA Percontohan Ekonomi umat. Program ini juga digulirkan dengan berbasis pada keluarga. “Tujuannya, bagaimana meningkatkan ekonomi keluarga untuk menciptakan generasi-generasi yang tangguh,” tambahnya
Ditzawa akan memetakan pola sinergi pemerintah dan lembaga zakat. Waryono yakin kedua pihak ini memiliki niat yang sama yaitu mengurangi angka kemiskinan. “Karena itu, penting untuk berkolaborasi dan bersinergi agar hasilnya lebih besar lagi,” tegasnya
Dengan dukungan dari LAZ BSI, Kemenag berharap dapat mencapai target-target pemberdayaan zakat dan wakaf yang lebih ambisius dan memberikan manfaat yang lebih besar bagi masyarakat luas. “Kemitraan ini diharapkan menjadi contoh sinergi positif antara Kemenag dan lembaga zakat dalam rangka mencapai tujuan pembangunan berkelanjutan di Indonesia,” tutupnya.
Selain ketiga program tersebut, Kasubdit Akreditasi dan Audit Lembaga Zakat, Muhibuddin menambahkan perlunya penguatan Literasi Zakat dan Wakaf melalui teller dan CS (Customer Service) LAZ BSI.
Mewakili LAZ BSI, Risyad Iskandar menyambut baik gagasan tersebut. “Ke depan, teller dan CS LAZ BSI akan menjadi duta-duta yang menyuarakan pentingnya literasi zakat dan wakaf kepada nasabah,” tandasnya.
“Kami siap membangun konsep bersama untuk penguatan ekonomi, karena memang saat ini kami fokus untuk ke penguatan ekonomi,” tutupnya