BATAM – Tari tradisional menjadi salah satu kebanggaan ragam budaya yang dimiliki Indonesia. Hampir setiap daerah atau suku-suku di Indonesia memiliki tari tradisional sendiri termasuk dari Provinsi Kepulauan Riau.
Setidaknya ada 6 tari tradisional dari Kepulauan Riau (Kepri) yang masing-masing ternyata memiliki makna tersendiri. Berikut detikSumut rangkum 6 tari tradisional asal Kepri dilansir dari artikel jurnal berjudul Menghidupkan Identitas Kepulauan Riau Melalui Seni Tari Tradisional oleh Nur Sekreningsih Marsan dan Mia Juliana Siregar.
1. Tari Persembahan
Tari persembahan umumnya ditampilkan dalam acara-acara penyambutan, pernikahan, dan acara-acara besar lainnya di Kepulauan Riau. Tari itu dibawakan oleh 7 orang penari perempuan atau dengan jumlah ganjil.
Sementara itu, ragam geraknya terdiri dari ragam junjung tepak, ragam tapak sapudi, ragam salam buka, ragam meracik pinang, ragam puteri, ragam langkah simpang, ragam sauk, ragam petik kembar, ragam pagar negeri, ragam seri beni dan salam tutup.
2. Tari Jogi
Selanjutnya adalah tari jogi yang merupakan tari hiburan saat menyambut nelayan usai menangkap ikan. Tari yang berada di Kota Batam tersebut dibawakan oleh para dara atau gadis melayu.
Beberapa motif dan ragam gerak tari jogi, seperti salam, lesung pipi, tegak pinggang, merias, mencuci, sentak bahu dan laying-layang. Adapun musik yang mengiringi yakni Riuh dan Rancak.
3. Tari Melemang
Tari yang satu ini cukup menarik karena sudah ada sejak zaman kerajaan. Tari melemang berasal dari desa penaga di Kabupaten Bintan dan masih cukup berkembang karena terus dilestarikan.
Dinamakan sebagai tari melemang karena gerakannya yang khas yaitu melemang atau melenting atau kayang. Tari itu dilakukan dengan formasi 14 penari perempuan untuk menyambut para tamu raja di upacara kerajaan.
Alat musik dan busana yang digunakan sangat sederhana, sedangkan untuk gerakannya terdiri dari gerak joget, gerak inang, step, gerak zapin, gerak melemang, gerak melemang melantai, gerak melemang menggapai, gerak melemang menggigit.
4. Tari Cecah Inai
Masih berkembang sampai sekarang, tari cecah inai biasanya disuguhkan pada malam perkawinan saat malam berinai atau cecah inai. Tari tersebut ditampilkan oleh seorang pria dengan gerak silat agar calon mempelai tidak mendapatkan bala.
Seiring perkembangan zaman, tari cecah inai ditarikan oleh wanita sebagai hiburan. Di beberapa daerah, umumnya pria menggunakan properti berupa cawan sedangkan perempuan membawa tempat lilin dengan tatakan 5 bentuk.
5. Tari Zapin Penyengat
Tari zapin penyengat menjadi salah satu tari yang mengutamakan gerak dan langkah kaki. Awalnya tari itu diciptakan oleh Muhammad Ripin yang berasal dari Sambas Kalimantan tetapi berkembang sekitar tahun 1811 di Pulau Penyengat.
Ragam tari zapin penyengat didasarkan pada mata pencaharian penduduk Pulau Penyengat sebagai nelayan. Motif geraknya yaitu salam, langkah satu, langkah dua, langkat bunga, titi batang, ayak-ayak, pusar belanak, dan tahtoo.
6. Tari Zapin Neknang
Belum banyak orang tahu tentang tari zapin neknang yang berasal dari Pulau Pian Pasir di Kepulauan Anambas. Hampir sama dengan motif dasar tari zapin, keunikan tari tersebut ada pada media tali yang dibentuk menjadi sarang laba-laba.
Tak hanya itu, tari zapin neknang dibawakan oleh banyak penari supaya membentuk jaring atau sarang laba-laba itu. Tari tersebut selalu ditampilkan dalam acara-acara besar.
Demikian makna 6 tari tradisional di Kepulauan Riau yang perlu detikers ketahui, semoga menambah pengetahuan ya!