Vienna, Austria – Dekan Fakultas Syariah Universitas Islam Negeri Kiai Haji Achmad Siddiq (UIN KHAS) Jember, Wildani Hefni, terpilih sebagai peneliti tamu di University of Vienna.
Wildani menjalani program fellowship di universitas tertua dan terbesar di Austria yang menggunakan bahasa Jerman sebagai bahasa pengantarnya.
Program ini merupakan bagian dari Litapdimas, program kolaborasi penelitian internasional yang didukung oleh Kementerian Agama RI tahun 2024.
“Ini kesempatan luar biasa untuk kolaborasi penelitian,” kata Wildani, Selasa (5/11/2024) di Vienna.
Riset yang dilakukan Wildani berjudul Transitional Religiosity among Gen-Z Muslims in Indonesia and Austria: Religiousness Identity Hybridization, Networked Individualism, and Transforming Religious Authority.
“Kami fokus pada transformasi identitas keagamaan generasi muda Muslim,” jelasnya.
Dalam riset ini, Wildani bekerja sama dengan Professor Rudiger Lohlker dari University of Vienna dan Dr. Imam Mustofa dari IAIN Metro.
“Kolaborasi ini sangat penting dalam memahami dinamika keagamaan,” ujar Wildani.
Selama program fellowship, Wildani berkantor di Research Center of Religion and Transformation (RaT) di University of Vienna.
Ia menyampaikan rasa terima kasih atas dukungan dari institusi dan rekan-rekannya di Vienna.
Selain riset, Wildani juga berkesempatan mengisi kuliah tamu yang dihadiri dosen, profesor, dan mahasiswa.
“Ini kesempatan berharga untuk berbagi wawasan keagamaan,” kata Wildani tentang pengalaman mengajar di Vienna.
Wildani berharap kolaborasi ini dapat memperkuat sinergi antara UIN KHAS Jember dan University of Vienna dalam berbagai kegiatan akademik.
“Kami ingin membawa nama UIN KHAS Jember ke kancah internasional,” tambahnya.
Lebih jauh, ia menjajaki peluang kerjasama kelembagaan antara UIN KHAS Jember dengan perguruan tinggi di Eropa.
“Saya berharap ini membuka peluang bagi kolaborasi yang lebih luas,” katanya.
Sementara itu, Professor Rudiger Lohlker mengungkapkan apresiasinya atas kolaborasi ini.
“Kajian tentang hibridisasi identitas keagamaan sangat penting bagi komunitas Muslim di Austria,” ujar Lohlker.
“Kolaborasi ini membantu kami memahami transformasi otoritas keagamaan, baik di Indonesia maupun Austria,”pungkas Lohlker.