JEMBER – Dewan Pimpinan Cabang (DPC) Partai Demokrat Kabupaten Jember mengajukan laporan hukum terhadap Try Sandi Apriana (TSA), yang merupakan menantu dari Bupati Hendy Siswanto, ke Kepolisian Resor Jember.
TSA diduga terlibat dalam tindakan pemalsuan tanda tangan dan penggelapan dana bantuan politik (Banpol) partai.
Ketua Pelaksana Tugas DPC Demokrat Jember, Mahathir Muhammad, menyampaikan bahwa laporan ini resmi diajukan pada Jumat, 8 November 2024, sebagai bentuk tindak lanjut dari penyelidikan internal partai.
Mahathir menyatakan bahwa dugaan pertama adalah pemalsuan tanda tangan sekretaris DPC Demokrat Jember yang ditemukan pada dokumen Laporan Pertanggungjawaban (LPJ) Banpol tahun 2023.
Sekretaris partai menyatakan tidak pernah menandatangani LPJ tersebut, sehingga dugaan pemalsuan ini langsung dilaporkan.
Selain pemalsuan, TSA juga dilaporkan atas dugaan penggelapan dana operasional partai, khususnya dana saksi yang menurut aturan partai seharusnya digunakan sesuai standar operasional prosedur (SOP) dari pusat.
Namun, menurut Mahathir, TSA diduga mengalokasikan dana tersebut untuk kepentingan pribadi, termasuk membiayai sengketa pemilu pribadinya, yang seharusnya dibiayai sendiri.
“Penggunaan dana untuk sengketa pemilu harus bersumber dari dana pribadi, bukan dana partai. Namun, TSA justru memanfaatkan dana tersebut di luar ketentuan,” jelas Mahathir.
Lebih lanjut, Mahathir menyoroti adanya ketidaksesuaian dalam pelaporan dana fraksi. Menurutnya, ada kegiatan fiktif yang tercantum dalam LPJ, padahal kegiatan tersebut tidak pernah dilaksanakan.
Ketiadaan bukti transaksi seperti nota pembelian dan laporan pengeluaran juga memperkuat dugaan tersebut.
Sebelum melapor ke polisi, pihak DPC Demokrat Jember telah mengajukan somasi sebagai upaya penyelesaian secara kekeluargaan.
Namun, somasi tersebut tidak ditanggapi oleh TSA, sehingga pihak Demokrat memutuskan untuk membawa kasus ini ke jalur hukum.
“Dengan laporan yang sudah kami serahkan, kami berharap pihak kepolisian segera melakukan proses hukum sesuai aturan yang berlaku,” tutup Mahathir.