- Advertisement -spot_img
HomeBeranda DaerahKekeringan Parah, Petani Jember Terancam Gagal Panen

Kekeringan Parah, Petani Jember Terancam Gagal Panen

- Advertisement -spot_img

JEMBER – Kekeringan yang melanda Dusun Krajan, Desa Tamansari, Kecamatan Mumbulsari, Jember, membuat petani di wilayah tersebut menghadapi ancaman gagal panen yang semakin mengkhawatirkan. Cuaca panas ekstrem terus berlangsung.

Agus, seorang petani setempat, mengatakan bahwa panas yang tidak biasa ini menimbulkan kekhawatiran bagi petani.

“Kami resah, cuaca begini sudah tiga musim gagal panen,” ungkap Agus, Jumat (24/10).

Petani di Mumbulsari mulai kehilangan harapan karena pasokan air semakin terbatas.

“Air di sini memang kendala utama, semuanya mengering,” kata Agus sembari mengamati lahan jagungnya yang layu.

Menurut Agus, kekeringan berdampak besar pada tanaman jagung, cabai, dan pepaya.

“Kalau seperti ini terus, panen jagung dan cabai akan gagal total,” jelasnya dengan nada penuh kekecewaan.

Agus juga memprediksi kerugian yang cukup besar bagi petani setempat akibat cuaca panas ini.

“Satu hektar bisa rugi sampai 15 juta hingga 20 juta, untuk taun ini,” ujarnya.

Ia berharap pemerintah membantu mengatasi masalah air di daerahnya.

Para petani di Krajan merasa kecewa terhadap sistem pengelolaan air yang diterapkan oleh petugas ulu-ulu setempat.

Agus mengaku sering harus membayar untuk mendapatkan air bagi tanamannya.

“Airnya tidak pernah mengalir gratis. Kalau mau, harus bayar 300 ribu dulu,” katanya,

mengeluhkan sistem yang dirasa tidak adil bagi petani kecil. Biaya itu hanya untuk izin mengalirkan air.

Ia menambahkan bahwa, dulu, air tersedia dengan lebih mudah, karena di dukung oleh alam yang air bisa sangat mudah di dapat.

“Dulu tidak seperti ini, bahkan tidak ada biaya tambahan untuk mengalirkan air, kami menyesalkan perubahan kebijakan yang merugikan petani,” katanya.

Agus menyatakan kekeringan ini terjadi berulang kali dalam tiga musim terakhir, menyebabkan panen gagal secara berturut-turut.

“Kami hanya bisa mengandalkan hujan kalau tidak mau gagal, namun hujan tidak bisa di tebak,” katanya.

Para petani di Jember berharap adanya perubahan pada sistem pengelolaan air. Mereka meminta agar pihak terkait memperhatikan nasib mereka yang bergantung pada pertanian.

“Kami hanya ingin solusi, yang pas dari pemerintah agar kami tidak gagal lagi kedepannya,” pungkas Agus.

- Advertisement -spot_img
- Advertisement -spot_img
Must Read
Related News
- Advertisement -spot_img

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

uluslararası nakliyat uluslararası evden eve nakliyat uluslararası nakliyat uluslararası evden eve nakliyat ev depolama ev eşyası depolama istanbul eşya depolama yurtdışı kargo uluslararası kargo firmaları uluslararası kargo taşımacılığı uluslararası ev taşıma uluslararası eşya taşımacılığı uluslararası ev taşıma uluslararası nakliyat uluslararası evden eve nakliyat
porn