JEMBER – Bupati Jember, Hendy Siswanto, menjelaskan penyebab utama kerusakan jalan provinsi yang menghubungkan Rambipuji-Puger dan Jombang-Puger. Jalur ini kerap mengalami kerusakan serius.
Kerusakan jalan tersebut memicu aksi protes masyarakat, seperti penanaman pohon pisang di jalan berlubang. Bahkan, beberapa warga melakukan aksi memancing di genangan air jalan rusak.
Hendy menyatakan bahwa salah satu penyebab utama adalah truk bermuatan berat melebihi kapasitas. Beberapa truk tercatat membawa muatan hingga 50 ton, jauh di atas standar.
“Jalan ini terlalu sering dilalui kendaraan dengan muatan berlebih, sehingga daya tahan jalan sangat rentan. Akibatnya, kerusakan terjadi lebih cepat,” ujarnya pada media Senin (13/1/2025).
Pemprov Jawa Timur telah menganggarkan Rp52 miliar setiap tahun untuk perbaikan jalan. Namun, anggaran tersebut tidak cukup karena kerusakan terus berulang akibat muatan berlebih.
Hendy menambahkan, intensitas hujan tinggi juga mempercepat kerusakan jalan. Ia menyarankan penggunaan lapisan beton untuk meningkatkan daya tahan jalan.
“Jika dilapisi beton, jalan dapat menahan beban berat. Beton memberikan kekuatan tambahan untuk mencegah kerusakan dini,” ungkapnya.
Korlap aksi, Kholilurrohman, mengatakan bahwa warga tidak menolak investasi di Jember. Namun, jika berdampak buruk, mereka akan bersikap tegas menolak.
Para pendemo menyoroti aktivitas truk besar milik PT Semen Imasco Asiatic di Puger. Truk bermuatan hingga 70 ton diduga menjadi penyebab utama kerusakan.
Kholilurrohman menilai kondisi ini berbahaya, terutama bagi pengguna jalan. “Kerusakan jalan ini sudah menelan korban jiwa. Sampai kapan kita terus seperti ini?” tanyanya.
Pembahasan bersama antara pemerintah, DPRD, dan perusahaan akhirnya menghasilkan solusi kompromi. Semua pihak diminta bekerja sama menjaga kondisi jalan.
“Masyarakat hanya ingin keselamatan. Jika investasi hanya mengorbankan nyawa, itu tidak bisa diterima. Kami berharap ada tindakan nyata,” pungkas Kholilurrohman.